CHAPTER-4
KEHILANGAN
1 tahun sudah berlalu sekarang usia ku sudah 7 tahun sudah saat nya aku mulai bersekolah tapi aku takut untuk berinteraksi dengan orang-orang disekitar ku apalagi dalam satu ruangan.
Tapi di sisi lain aku merasa sangat senang karena rara dan aku akan ditempat kan di sekolah yang sama mungkin aku tidak akan merasa kesepian dan takut karena rara akan selalu ada bersama di saat aku merasa senang maupun sedih,aku yakin rara akan selalu menjaga ku
Mungkin aku akan sedikit mengandalkan nya.Aku berpikir tentang sekolah mungkin akan sedikit menyenangkan kuharap begitu,tapi aku selalu berhayal aneh tentang sekolah
akan sangat membosankan dalam pikiran ku ini, tidak ada hal yang menyenangkan selain rara aku sudah sangat tergila-gila denganya atau mungkin aku terlalu tinggi berimajinasi tentang nya
Akhir-akhir ini aku selalu banyak berpikir apakah kapasitas otak ku sudah mulai bertambah karena usia ku sudah mulai bertambah mungkin isi di kepala ku juga
Lalu aku bangun dari tempat tidur tanpa sadar aku berpikir lama sekali ternyata berpikir itu membutuhkan waktu yang cukup lama juga.
Aku beranjak dari kamar ku dan menuju ke ruang makan untuk sarapan ternyata disana sudah ada ibu ku yang sedang melamun,saat nya aku mengejutkan ibu
"Dorrr...."
Ibu tidak terkejut apakah ibu sudah mengetahui keberadaan ku tadi saat aku mengejutkan nya,ibu tidak ada reaksi sama sekali sekuat itukah jantung orang dewasa aku tidak yakin mengenai hal itu tapi ibu masih melamun apa yang sedang ibu pikiran.
Aku langsung duduk di bangku yang berada di depan ibu tetapi ibu masih saja tidak melihat ke arah anak nya ini apakah ibu nenghiraukan ku lalu aku bertanya kepada ibu
"Bu,apa yang sedang ibu pikir kan"
Saat aku bertanya pelan dan tidak di sangka ibu malah terkejut saat mendengar suara ku barusan apakah aku salah bertanya tadi kurasa tidak,ku kira tadi saat mengagetkan nya aku mempunyai kekuatan menghilang seperti di film-film TV yang waktu itu aku tonton ternyata aku hanya berhayal
"Ehh Allen,kapan kamu ada disitu kok ibu gak ngeliat ya"ibu bertanya
Ternyata pertanyaan ibu hampir sama dengan isi di kepala ku tadi sambil tersenyum tipis menjawab pertanyaan ibu
"Arlen dari tadi loh bu duduk disini tapi ibu malah tidak melihat ku"
"maaf ya Arlen ibu tadi tidak melihat kamu padahal kamu besar gini tapi tetap saja tidak kelihatan"
"Apasih ibu aku kan masih umur 7 tahun masa sudah besar masih kecil gini tau"
kata ku begitu
"Oh iya besok kan kamu sudah masuk sekolah ya,apalagi berangkat nya bersama rara pasti kamu senang kan"
ibu berkata begitu sambil menggoda ku
"Hmmmm...."
aku sambil tersenyum malu-malu saat di goda ibu seperti itu
Kami pun bercanda ria bersama seharian mungkin ini hari-hari yang sangat menyenangkan aku berharap hari-hari berikut nya akan seperti ini selama nya
Hari pun berlalu dan jam weaker diatas nakas pun berbunyi nyaring untuk membangunkan ku ,aku terbangun karena sangat berisik sekali kalo membiarkan nya, ternyata jarum sudah menunjukan pukul 6 pagi dan tersadar ternyata hari ini pertama aku pergi ke sekolah
Lalu aku terbangun dan bergegas cepat merapihkan tempat tidur ku dan menuju ke kamar mandi setelah selesai ternyata ibu sudah menyiapkan perlengkapan sekolah ku seperti baju,tas,dan ikat pinggang dan dengan sigap aku langsung memakai nya.
Aku langsung menuju tempat makan karena sudah dipanggil ibu untuk sarapan kata nya kalau tidak sarapan pagi saat pergi ke sekolah akan kelaparan,sesampai di tempat makan sudah ada ayah ku dan ibu yang sedang menyajikan masakan yang barusan selesai di masak.
"Gimana semangat gak untuk pergi ke sekolah"ayah menayai ku
Lalu ibu menjawab nya "pasti dong yah,arlen kan udah gak sabar mau ketemu sama clara"
Aku langsung tersedak saat ibu berbicara seperti itu dan langsung meminun air putih yang aku langsung ambil mungkin karena aku makan terlalu terburu-buru hingga aku tersedak makanan ku sendiri
"Arlen kalo makan tuh pelan-pelan jangan buru-buru masuk sekolah juga masih lama"
"Aku sudah tidak sabar bu untuk berangkat ke sekolah"kata ku begitu
"Uhh,bisa aja anak ibu,tapi kalo makan tuh jangan buru-buru"ibu membalas obrolan ku
Setelah aku selesai sarapan aku dan ibu langsung pergi ke rumah rara untuk mengajak nya pergi bareng ke sekolah bersama,yah memang di hari pertama aku sekolah aku dan rara di antar dengan orang tua masing-masing karena kata nya perkenalan awal masuk ke sekolah untuk saling mengenal siswa dan wali murid.
Sesampai di sekolah aku tidak menyangka sangat banyak sekali siswa di sini aku yakin tidak akan mendapatkan teman satu pun di sini,saat aku masuk ke kelas tersebut banyak sekali siswa yang melihat ke arah ku seperti ingin menyudutkan ku.Dan aku langsung bersembunyi di belakang badan ibu karena aku takut saat di pandang tajam oleh orang-orang
Tetapi saat aku sedang memejamkan mata tiba tiba rara langsung menarik tangan ku dan mengajak untuk duduk bersama nya setelah rara melakukan hal seperti itu,aku sedikit merasa nyaman walaupun tidak semuanya ketakutan ku ini hilang
Beberapa menit berlalu datang seorang gadis dengan perawakan yang sangat lembut dengan wajah yang sangat hangat jika kita memandang nya,kurasa usia nya sangat muda terlihat dari wajah nya tidak ada kulit yang keriput sedikit pun kalo di ibarat kan seperti gendang masih kenceng
Ternyata ia adalah wali kelas ku,bu guru tersebut bernama ibu Ethelyne.Saat bu Ethelyne sedang mengabsen seluruh siswa, lalu datang lah seseorang siswa yang terlambat masuk ke kelas sepertinya aku mengenal nya,saat siswa itu masuk sambil engos-engosan karena berlari sepanjang perjalanan nya itu
"Maaf bu gue,ehh saya maksudnya terlambat masuk kelas tadi saya kesiangan bangun nya"siswa itu menjawab
"Baiklah kamu duduk di kursi yang kosong disana jangan di ulangi lagi hal seperti itu"bu Evelyne menjawab nya
Yahh aku memang tidak bisa melihat nya dengan jelas karena banyak siswa yang menghalangi pandangan ku saat anak itu duduk di tempat yang diberikan bu Evelyne,tidak ku sangka saat mendekat dengan bangku kosong yang berada di depan ku tersebut ternyata itu adit aku sangat senang akhirnya sahabat ku itu masuk sekolah yang sama dengan ku
Akan sangat menyenangkan kalau adit disini setelah itu aku mulai tidak takut lagi karena dua teman ku ini berada di sisi ku seperti nya aku tidak akan merasa sendiri atau kesepian.
Beberapa hari telah berlalu aku sudah mulai terbiasa berada di sekolah dan kami sering pergi bersama-sama ternyata pikiran ku kemaren salah tentang sekolah tempat yang sangat membosankan ternyata sekolah adalah tempat yang sangat menyenangkan
Seperti biasa adit gampang sekali akrab dengan yang lain dan rara hanya diam saja aku baru tau kalo rara jika sedang berada di luar dia menjadi pendiam seperti ini dan sangat dingin,kami selalu bersama-sama di sekolah maupun di luar dan rara juga sudah mulai terbiasa dengan kehadiran adit walaupun adit selalu membuat nya kesal tapi rara hanya menghiraukan nya saja
2 tahun sudah berlalu saat pulang sekolah,kita bertiga merasa senang karena mendapatkan nilai yang bagus saat ujian kemarin walaupun adit curang mendapatkan nilai karena bantuan ku,aku ingin memberitahukan nya kepada ibu dan ayah sesampai di rumah ternyata tidak ada siapa-siapa di rumah ku ibu dan ayah mungkin ibu sedang keluar seperti biasa dan ayah masih kerja nanti saja aku beritahu kebahagiaan ini.
Setelah ganti baju aku langsung masuk ke kamar untuk membaca buku mungkin hari ini aku tidak ingin keluar untuk bermain lebih baik aku membaca buku saja sambil menunggu ibu atau ayah ku pulang aku tidak sabar ingin memberi tahu nya tentang hasil yang aku dapatkan ini,beberapa jam sudah berlalu aku tertidur dan ternyata aku terbangun tengah malam mungkin kedua orang tua ku sudah tertidur lebih baik aku turun untuk makan,tentang memberitahukan nilai ku ini mending nanti pagi saja
Perut ku juga sudah lapar pulas sekali tidur ku tadi sampai bangun selarut ini,sampai di meja makan ternyata tidak ada makanan lalu aku mengecek Kulkas sudah ada cemilan mungkin ibu yang telah menyimpan nya untuk ku setelah menyantap cemilan itu aku kembali tidur
Pagi hari sudah tiba aku terbangun karena suara ibu yang sangat keras memanggil ku untuk sarapan,akhirnya tiba juga untuk memberitahukan nya tentang nilai ku ini aku langsung bergegas lalu memakai seragam sekolah,saat tiba di tempat makan ayah langsung memanggil ku
"Arslen ayah liat kamu dapet nilai ujian sempurna ya"
Apakah ayah sudah tau tentang nilai ku ini
"Ayah kok bisa tau kalo aku dapet nilai sempurna"
"Iyaa ayah dan ibu semalam ke kamar kamu dan melihat nya semua hasil ujian kamu, diatas meja ayah Kira kamu dapet surat panggilan ternyata kamu dapet nilai ujian sempurna arslen"
Ternyata ayah sudah mengetahui nya baru aku ingin memberitahu tapi ayah dan ibu sudah tahu tidak apa apa yang penting aku senang saat ayah tersenyum seperti ini
"Iyaa dong ayah arslen kan belajar terus"kata ku
"Pinter juga anak ayah apalagi sampai peringkat ke 2"
"Siapa dulu anak nya ......"
"Kok diem emang anak nya siapa"
"Anak nya ibu dong"
"Ohh jadi kamu gak mau jadi anak nya ayah"
"Enggak kok ayah aku cuman bercanda"
Bisa bisa nama ku di coret dari keluarga
"Kamu mau ayah beli kan apa sebagai hadiah keberhasilan kamu"
"Eummm,aku mau buku aja ayah"
"Masa iya buku terus yang lain dong"
"Terserah ayah aja kalo untuk memilih aku bingung"
"Yaudah nanti ayah langsung belikan hadiah nya buat kamu jangan terkejut ya"
"Iyaa ayah"
Lalu ayah langsung memeluk ku sangat hangat sekali tidak seperti biasa nya ayah seperti ini rasa kasih sayang nya sangat besar buat ku,aku langsung membalas pelukan nya itu dengan sangat keras bahkan aku tidak ingin melepas nya
Selepas kami saling berbincang,aku berangkat sekolah bersama rara dan adit seperti biasa nya hari-hari disekolah sangat menyenangkan,saat waktu istirahat tiba tiba ibu menjemput ku dengan wajah gelisah dan risau saat aku ke arah ibu,ibu tidak mengatakan sedikit pun ibu langsung membawa ku bersama nya
Ternyata ibu membawa ku ke rumah sakit aku bingung siapa yang sakit saat sampai di satu ruangan keluar lah seorang dokter lalu ibu menghampiri nya ibu bertanya pada dokter tersebut lalu aku mendengar dokter itu mengatakan pasien yang di dalam ruangan sudah tidak bisa di selamatkan ,seketika ibu meneteskan air mata dan terdiam,aku masih bingung kenapa ibu menangis mungkin temen nya ibu sedang sakit
Ibu duduk di bangku karena sudah tidak kuat untuk berdiri,saat aku bertanya
"Bu,yang di di dalam emang siapa kok ibu sampai nangis seperti itu"
"Hiks-hiks"ibu hanya menangis
"Aaayah"ibu mengatakan seperti itu saat selesai menangis
Seketika aku terdiam saat ibu mengatakan itu,tiba-tiba aku meneteskan air mata tanpa ku suruh untuk keluar rasa nya sakit sekali hati ku ini seperti setengah dunia ku berhenti.
Sesampai di rumah aku langsung masuk ke kamar tanpa berpamitan kepada ibu saat dikamar aku langsung menangis kejer untuk berenti menangis saja tidak bisa
Aku tidak menerima kenyataan pahit ini kuharap ini hanya mimpi tapi ini kenyataan,tak habis pikir ternyata hadiah yang ayah berikan adalah kepergian nya untuk selama nya.

Komentar