CHAPTER-3
PERMOHONAN MAAF
"Alarm berbunyi dan aku masih tertidur padahal suara dari alarm tersebut sangatlah nyaring,aku masih capek semalam tidak bisa tidur karena selalu memikirkan rara kejadian kemarin membuat ku menyesali apa yang telah ku lakukan kepada rara dan temannya itu yang membuatku kesal setiap aku memikirkan dia.Akhirnya aku bangun sangat berisik sekali kalau aku nembiarkan alarm tersebut,aku kaget ternyata sudah sangat siang aku bangun tumben sekali akun bangun seperti ini.langsung saja aku menuju alarm dan keluar untuk sarapan,aku ke tempat biasa aku sarapan dan ternyata sudah ada makanan kesukaan ku tapi selera makan ku saja sudah hilang tapi terpaksa aku makan karena aku lapar dengan raut wajah yang sangat Kacau tidak biasanya diriku seperti ini,lalu ibu datang dan nengucapkan " selamat pagi arslen " dan aku membalas ucapan pagi ibu "kenapa siang ini muka kamu sangat musam apakah kamu masih memikirkan rara " ibu sangat peka sekali kalo masalah seperti ini aku berbicara dalam hati ," kok ibu bisa tau " lalu ibu menjawab " kamu kan anak ibu arslen masa ibu tidak tau apa yang sedang kamu pikiran " hebat sekali ibu apakah setiap menjadi dewasa ruang di otak kita akan bertambah.Aku hanya bengong dan tatapan ku kosong hanya ada nama rara saja di pikiran ku lalu ibu meyadarkan ku dan berkata " huuush kenapa kamu bengong "," bu aku ingin secepatnya bisa sama sama lagi dengan rara "," kenapa kamu tidak meminta maaf kepada rara sekarang " lalu aku bertanya " apakah rara akan memaafkan ku bu aku takut jika rara tidak mau memaafkan ku dan tidak ingin bermain dengan ku selamannya "," yang penting kamu kan sudah meminta maaf dan berusaha kalau kamu tidak mencobanya gimana kamu mau melihat hasilnya ya kan ".Baiklah bu nanti aku akan mencoba untuk meminta maaf kepada rara secepatnya, setelah aku selesai sarapan aku bergegas kekamar mandi untuk membersihkan tubuhku.Selepas aku selesai mandi aku langsung bergegas keluar seperti biasa aku selalu duduk didepan teras beberapa menit biar kulit ku terkena matahari aku baca di dalam buku jika kulit terkena sinar matahari itu akan membuat kulit bagus siapa tau rara menyukai ku ketika melihat kulit ku cerah ,huuuh apa yang sedang ku pikiran malah menghayal yang tidak tidak.
Aku langsung bergegas kerumah rara untuk mengatakan maaf atas kejadian kemarin tetapi setelah aku melihat ke rumah rara nampak tidak ada siapa-siapa biasanya rara selalu duduk didepan teras tetapi hari ini rara tidak ada aku sangat sedih apakah rara benar benar tidak mau menemuiku.Aku langsung menuju pintu rumah rara untuk memanggil rara apakah rara ada dirumahnya ," assalamualaikum,rara...rara...rara " sepertinya benar rara tidak ingin lagi menemuiku setelah itu saat aku balikan badan ternyata ada yang keluar dari rumah rara tetapi itu bukan rara," waalaikumsallam,ehh arslen nyari rara ya"kata ayahnya rara " iyaa om aku nyari rara apakah ada didalam " kataku, " ada rara tapi dia lagi tidak ingin keluar katanya seperti itu " sudah kuduga rara sudah tidak mau menemuiku , " yaudah makasih ya om " , " iyaa arslen ,kamu dan rara apakah lagi marahan"," enggak kok om,tidak ada apa apa antara aku dan rara" akhirnya aku pamit untuk pulang saja dan kembali kerumah sambil memikirkan cara untuk bertemu rara.Aku hanya merenung di depan teras ternyata tidak asik bermain sendirian seperti ini,akhirnya aku keluar untuk bermain saja daripada otak ku meledak karena terlalu banyak berpikir,ngeri kan kalau otak ku terlalu panas bisa-bisa keluar dan bercecerkan isi yang ada didalam.Sesampai di tempat aku bermain tumben sekali sangat ramai disini biasanya hanya ada penjual bakso dan pedagang yang laen tapi hari ini sangat ramai sekali anak anak di sekitar sini dan tak sengaja ada bola yang mengarah kepada ku lalu ada seorang anak yang mengatakan " wooy,tendang kesini bola itu " aku terkejut Dan tak sengaja menendang bola itu tapi sangat beruntungnya diriku bola itu langsung masuk ke gawang.Lalu anak tersebut menghampiri ku berkata " jago juga lu nendangnya " dan aku menjawab " enggak kok aku cuman tak sengaja ", " ihh ngomongnya aku akuan, gue lu aja kali " , " yaa ggguuueee " kenalin nama gue adit nama lu siapa "," nama guue arslen " Dan adit mengangkat satu alis nya itu sambil berkata " susah amat nama lu,kalo gue panggil laen gimana "," boleh panggil siapa aja ".Akhirnya aku dan Adit berteman Dan dia mengajak ku untuk bermain bersama, aku merasa bingung misalkan aku bermain bola rasa canggung dan malu ku ilang tetapi kalau kita sedang mengobrol bersama-sama aku merasa canggung lagi dan mulai sejak itu aku sangat menyukai bola karena permainan itu aku merasa bebas dan tidak ada beban ataupun takut,semenjak hari itu adit sering datang kerumah ku untuk mengajak bermain.Saat ini aku mempunyai satu teman tapi aku sangat merindukan bermain bersama rara tapi itu mustahil dan hari mulai berlalu aku sudah mulai terbiasa bermain bersama adit dan tidak lagi memikirkan masalah rara lagi.
Adit selalu kerumah ku setiap hari mustahil jika dia tidak datang untuk mengajak ku bermain.Aku sudah menganggap adit seperti sahabatku sendiri dan terbiasa menggunakan kata yang diajari nya " dit maen nya dirumah gue aja yu lagi males keluar nih " adit nengangguk saja Dan mengikuti ku lalu adit berhenti sambil berbicara " emang didalem rumah lu ada mainan kaga " ," mainan,gue gak punya kaya gituan dit " , " yahh gak seru dong kalo kaya gitu mending maen diluar nanti gue kasih tau permainan yang seru diluar " aku bingung dan bertanya " emang ada permainan yang asik selain bola "," ada ayo ikut gue tapi jangan lupa bawa duit " , " emang harus ya bawa duit " adit Malas menjawab pertanyaanku itu dan menyuruhku " udah cepetan mau ikut kaga nih kalo kaga mau rugi lu pasti ",tanpa pikir panjang aku langsung masuk kerumah untuk mengambil uang dan bergegas ikut bersama adit.Sampai di sebuah rumah sedikit besar memanngnya ada apa yang asik didalam sini sama saja seperti rumah ku tidak ada yang beda,aku perhatikan terus rumah itu sampai aku tidak berkedip dan berpikir benar sama seperti rumah ku temboknya dari baru pintu nya dari kayu sama persis tidak ada yang beda dari rumah itu.Adit pun memanggil ku " ehh alen ngapain lu bengong disitu sini masuk " , " iya-iya dit " aku lupa terlalu fokus memikirkan nya sampai lupa adit sudah sampai di dalam,akhirnya aku masuk dan ternyata ramai sekali orang didalam yang sedang memainkan sebuah game aku sampai terheran heran apakah disini ada sebuah perkumpulan untuk bermain game hingga ramai seperti ini aku tidak habis pikir.Lalu adit meninggalkan ku dan dia kembali lagi, duduk ditempat yang kosong dan mengajaku bermain bersama nya aku hanya menuruti saja perkataanya dan kami bermain.Awal aku mencobanya ya sangat menyenangkan sekali baru pertama ini aku bermain sesuatu yang membuatku gembira sampai aku lupa waktu, " jago juga lu maen nya ampe gue kalah mulu lu lahir di goa ya " adit mengatakan seperti itu " enak aja gue emang jago kalo masalah beginian ", " masa iya lu baru pertama kali maen tapi jago nya bukan maen harus dipanggil guru kaya gini nih " , aku terkejut jika adit memanggil ku guru mana mau aku dipanggil seperti itu,adit langsung memotong pikiran ku itu " guru terima lah aku jadi muridku " sambil menundukan kepalanya seperti memohon,jika aku menolaknya pasti dia bakal memaksa ku untuk menjadikan dia sebagai muridnya daripada panjang urusannya lebih baik aku iyakan saja.Sampai permainan tersebut selesai aku sangat berterima kasih sekali kepada adit karna sudah mengajarkan ku hal hal baru kurasa dia adalah teman yang terbaik.
Beberapa bulan sudah berlalu aku sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan ku sendiri dan itu semua berkat adit yang selalu memperkenalkan ku dengan teman-teman nya,dia sangat pandai sekali dalam mencari teman atau dekat dengan seseorang dia tidak malu atau pun canggung seperti ku sangat berbeda sekali dengan kepribadianku ini.Tapi sayang nya dia lumayan bandel tapi menurutku dia teman yang baik sudah banyak membantu ku,hingga kita berdua jenuh dan bingung untuk melakukan permainan seperti apa hari ini kita berdua malas melakukan hal-hal yang sama seperti beberapa hari lalu mungkin kami bosan lalu kita berdua hanya duduk di teras tanpa sengaja aku melihat rara berada didepan rumah.Aku langsung mengajak adit untuk ikut bersama ku untuk bertemu dengan rara hingga sampai didepan rara aku langsung menyapa rara tapi rara hanya memalingkan muka nya ke arah lain lalu aku meminta maaf kepada nya dan berjanji tidak akan melakukan hal jahat kepada siapapun tapi rara hanya menghiraukan ku dan adit hanya menonton saja,aku bingung tiba saja mulut ku berbicara dan berjanji sial nya diri ku saat itu aku berjanji " rara jika aku melakukan hal yang membuatmu tidak senang jangan temui aku kapanpun " rara masih tidak mau mendengarkan aku dan mengarah masuk kedalam rumah hingga rara melangkah lalu terdengar suara adit yang bergeming " duhh so amat lu udah tau si alen minta maaf,tapi lu gak mau maafin ampe dia ngucapin janji kaya gitu terus lu gak mau maafin setidaknya kasih lah satu kesempatan " aku menepok jidatku sial sekali hari ini benar benar tidak beruntung lalu rara membalikan badan nya dan berkata " baiklah aku akan memaafkan Allen tapi jika dia tidak menepati janji nya itu aku bakal tidak bakal memaafkan nya sampai kapanpun " aku terkejut akhirnya rara sudah mulai mau berbicara lagi di depan ku sudah lama sekali tidak mendengar suara rara yang sangat membuat hati ku damai ini tapi aku tidak percaya berkat adit rara memaafkan ku tidak habis pikir dan rara langsung masuk kerumahnya lalu aku dan adit kembali kerumah ku.Aku sangat berterima kasih berkat adit aku dan rara bisa berbaikan dan bermain bersama-sama lagi adit hanya tersenyum " tenang len kalo buat sahabat gue pasti gue lakuin apa aja " , " lu emang sahabat terbaik gue dit ",kami berdua tertawa hingga sore hari dan kami berpisah saat sudah mulai gelap lalu aku masuk kerumah mungkin ini hari keberuntungan ku sambil berpikir.
Sesampai di dalam rumah ternyata sudah ada kedua orang tua ku dan akan memberitahukan kebahagian ku hari ini kepada mereka " ayah ,ibu tau gak Arlen lagi senang hari ini " orang tua ku langsung menatap ku berkata " paling main game lagi sama adit teman baru mu itu " lalu aku menggelengkan kepala menyaratkan tanda tidak.Orang tua ku bingung kenapa anak nya sangat senang hari ini tumben tidak seperti biasanya " memang nya kamu senang karena apa " lalu aku menjawab sambil tersenyum lebar " aku dan rara sudah baikan dong " kedua orang tua ku tersenyum akhir nya anak nya sudah kembali seperti biasa nya," nah gitu dong baikan jangan marah marah terus "," ibu tau kan ini berkat adit kalo dia tidak ada mungkin aku dan rara tidak akan baikan lagi "," baik juga ternyata adit itu " aku terus membanggakan adit." Arslen inget ini jangan lagi kamu melakukan kesalahan terhadap Clara jika kamu melakukan hal tersebut kamu bakal menyesal Seumuur hidupmu " ," yaa ibu aku akan berjanji tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya " sesampai aku selesai berbicara dengan kedua orang tua ku akhirnya aku langsung masuk kekamarku untuk tidur tapi aku tidak bisa tidur karna terus memikirkan kejadian itu apakah aku bermimpi sambil menepuk pipi ku sendiri " haduuh " ternyata benar tidak mimpi,lalu aku berdoa semoga aku dan rara akan sama sama selamanya.
Komentar